Kamis, 01 April 2010

MATERI UMUM PELATIHAN TAEKWONDO

MATERI UMUM PELATIHAN TAEKWONDO


Dalam mempelajari Taekwondo ada tiga materi penting yang harus dipelajari, tiga materi penting itu yaitu:

1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan unsur palgwe.

2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/objek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut biasanya dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.

3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dengan dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

Untuk mempelajari ketiga materi pelatihan di atas perlu dipelajari terlebih dahulu dasar-dasar teknik Taekwondo, yaitu gerakan dasar Taekwondo (Ki Bon Do Jak), dan berbagai hal yang berkaitan dengan teknik itu sendiri.

II. DASAR-DASAR GERAKAN TAEKWONDO
Dasar-dasar Taekwondo merupakan komponen gerakan dan berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan dengan menggunakan bagian tubuh. Dasar-dasar Taekwondo terdiri dari 5 komponen dasar, yaitu :

A. Bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So).
1. Eolgol (Bagian atas / kepala / muka).
2. Momtong (Bagian tengah / badan).
3. Arae (Bagian bawah tubuh).

B. Bagian Tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan.

1. Kepalan (Jumeok).

2. Tangan (Son) / ruas-ruas tangan terbuka.
a. Sonnal / Pisau tangan sisi ruas kelingking.
b. Sonnal Deung / Pisau tangan sisi ruas pangkal jari telunjuk dan ruas pertama ibu jari.
c. Batang Son / Bantalan telapak tangan.
d. Pyonson-Keut / 4 ujung jari tangan rapat untuk menusuk.

3. Lengan (Pal).
a. An Palmok : Sisi segaris dengan ibu jari / sisi dalam lengan.
b. Bakkat Palmok : Sisi segaris dengan ruas kelingking / sisi luar lengan.
c. Deung Palmok : Sisi segaris dengan punggung telapak tangan.
d. Mit Palmok : Sisi yang segaris dengan bantalan telapak tangan.

4. Siku tangan (Palkup).
a. Palkup adalah titik pertemuan sendi ketika lengan dilipat ke arah dada / ke dalam.
b. Serangan dengan siku tangan dapat dilakukan dengan menggunakan sisi sebelah atas atau bawah dan diarahkan ke atas, bawah, ke luar, ke dalam, dan kebelakang.

5. Kaki bagian atas (Dari) termasuk Lutut (Murup).
a. Mureup (Lutut).
b. Jeonggang Wi (Tulang Kering).

6. Kaki bagian bawah (Bal).
a. Apchuk : Ujung bantalan kaki dengan jari-jari ditekuk ke atas.
b. Dwichuk : Tumit bagian dasar.
c. Dwikkumchi : Tumit bagian belakang.
d. Balnal : Pisau kaki.
e. Baldeung : Punggung kaki.
f. Balnal deung : Pisau kaki bagian dalam.
g. Balbadak : Telapak kaki keseluruhan.
h. Balkkeut : Ujung jari kaki ; sering digunakan untuk melakukan tendangan ke arah kemaluan (Nangsim Chagi).

C. Sikap kuda-kuda (Seogi).
Sikap kuda-kuda secara pokok dibagi tiga, yaitu :

1. Neolpyo-seogi : Sikap kuda-kuda terbuka.
a. Naranhi seogi : Sikap sejajar dengan kaki terbuka satu telapak tangan dan tangan menyeimbangkan lebar kaki.
b. Juchum seogi : Sikap duduk dengan kedua kaki selebar kurang lebih panjang satu langkah lebar.
c. Ap seogi : Sikap jalan pendek.
d. Ap kubi seogi : Sikap jalan panjang.
e. Dwit kubi seogi : Sikap kuda-kuda L dengan jarak antara kaki satu langkah dan berat badan terletak 2/3 di belakang, posisi badan tetap tegak.
f. Beom seogi : Sikap kuda-kuda harimau, tumit kaki depan terangkat dengan lutut sedikit tertekuk, lebar kaki selebar bahu dan lutut kaki belakang tertekuk mengarah sedikit ke dalam.

2. Moa seogi : Sikap kuda-kuda tertutup.
a. Moa seogi : Sikap kuda-kuda tertutup dengan kedua kaki rapat.
b. Dwi chuk moa seogi : Rapat pada kedua sisi tumit bagian dalam.
c. Ap chuk moa seogi : Rapat pada kedua ibu jari kaki.
d. Koa seogi : Sikap kuda-kuda kaki menyilang dengan tulang kering bawah dan cekung sebelah dalam betis kaki yang lain saling menyilang.

3. Teuksu Poom Seogi : Sikap-kuda-kuda khusus.
a. Kibon junbi seogi : Sikap kuda-kuda siap dengan lebar kaki sebahu dan kedua tangan mengepal di depan pusar / jarak satu kepalan.
b. Bojumeok junbi seogi : Sikap kuda-kuda rapat dengan tangan kanan mengepal dan ditutup tangan kiri di depan leher.

D. Teknik Bertahan / Menangkis (Makki).

1. Arae makki : Tangkisan ke bawah.
2. Eolgol makki : Tangkisan ke atas.
3. Momtong an makki : Tangkisan ke tengah dari luar ke dalam.
4. Momtong bakkat maki : Tangkisan ke tengah dari dalam ke luar.
5. Sonnal momtong makki : Tangkisan ke tengah dengan pisau tangan, bakkat palmok digunakan untuk menangkis serangan dengan kuda-kuda dwit kubi seogi.
6. Batang son momtong an makki : Tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan.
7. Kawi makki : Tangkisan menggunting.
8. Sonnal bitureo makki : Tangkisan melintir dengan satu pisau tangan.
9. Hecho makki : Tangkisan ganda ke luar.
10. Eotgoreo arae makki : Tangkisan silang ke arah bawah.
11. Wesantul makki : Tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar, kuda-kuda lutut ditekuk sesuai dengan tangan yang menangkis ke arah eolgool, arah pandangan ke sisi tangkisan arae makki.

E. Teknik Serangan (Kyongkyok Kisul) yang terdiri dari:

1. Pukulan / Jierugi (Punching).
a. Momtong jireugi : Pukulan lurus ke depan, sasaran tengah.
b. Yeop jireugi : Pukulan lurus ke samping sisi badan.
c. Dangkyo teok-jireugi : Pukulan ke rahang sambil tangan lainnya menarik.
d. Du jumeok jecho jireugi : Pukulan ganda mengait ke atas, ke arah rusuk, umumnya kuda-kuda yang dipakai menyilang.

2. Sabetan / Chigi (Striking).
a. Han sonnal mok chigi : Sabetan tunggal dengan pisau tangan ke arah leher dari luar ke dalam, siku tangan lurus pada akhir gerakan.
b. Jebipoom mok chigi : Sabetan dari luar ke dalam dibarengi tangkisan pisau ke arah atas.
c. Me jumeok naeryo chigi : Sabetan ke depan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking.
d. Dung jumeok eolgool ap chigi : Sabetan depan mengggunakan bonggol atas kepalan dengan sasaran atas.
e. Palkup dollyo chigi : Sabetan memutar dengan siku tangan, kepalan tangan di tutup dengan telapak tangan sejak memulai gerakan.
f. Palkup pyojeok chigi : Sabetan siku tangan dengan sasaran target terpegang.
g. Mureup chigi : Sabetan dengan menggunakan lutut ke arah tengah dan atas.
h. Deung jumeok bakkat chigi : Sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan.

3. Tusukan / Chierugi (Thrusting).
a. Pyonson-Keut / 4 ujung jari tangan rapat untuk menusuk.
i. Pyonson-Keut Sewo Chireugi : Jika posisi tangan terbuka tegak dengan ibu jari, tangan lainnya menopang pada siku tangan yang menusuk.
ii. Pyonson-Keut Upeo Chireugi : Jika posisi telapak tangan telungkup.
iii. Jechin-Pyonson-Keut : Jika posisi telapak tangan terlentang.
iv. Variasi lain : Gawison Keut : Menusuk dengan satu atau dua jari tangan.
v. Variasi lain : Ageum Son : Posisi mencekik.

4. Tendangan / Chagi (Kicking).
a. Ap chagi : Tendangan ke depan dengan menggunakan apchuk.
b. Dollyo chagi : Tendangan serong memutar dengan menggunakan baldeung / punggung kaki.
c. Yeop chagi : Tendangan samping dengan menggunakan bal nal / pisau kaki.
d. Dwi chagi : Tendangan belakang lurus dengan menggunakan dwi chuk (tumit).
e. Naeryo chagi : Tendangan menurun / mencangkul dengan mengangkat kaki setinggi mungkin dari arah dalam, luar, ataupun depan, dan dijatuhkan sekuat mungkin ke arah sasaran (kepala, tulang belikat, dan dada).
f. Twio yeop chagi : variasi tendangan samping yang dilakukan dengan loncatan.
g. Dwi huryeo chagi (Dwi Hurigi) : Tendangan ke belakang arah kepala mengait dengan menggunakan dwi kumchi (tumit bagian belakang) atau balbadak (telapak kaki).
h. Dubal dangsang chagi : Tendangan dua target sasaran ke arah depan, biasanya sasaran pertama lebih rendah dari sasaran kedua.
i. Twio ap chagi : Tendangan ap chagi kaki belakang didahului loncatan.
j. Twio dwi chagi : Variasi dwi chagi dengan loncatan.

Selasa, 30 Maret 2010

TAEKWONDO

Tae Kwon Do Basic



Gerakan dasar Tae Kwon Do (Ki Bon Do Jak) terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan. Dasar-dasar Tae Kwon Do terdiri atas 5 komponen, yaitu:

1. Keupso (bagian tubuh yang menjadi sasaran), terdiri atas :

a. Eolgol (bagian atas/kepala/muka)

b. Momtong (bagian tengah/badan)

c. Arae (bagian bawah tubuh)

2. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan, terdiri atas :

a. Jumeok (kepalan), yaitu Deung-Jumeok (punggung kepalan), Me-Jumeok (kepalan palu), Pyon-Jumeok, Bam-Jumeok, Jipke-Jumeok.

b. Son (tangan), yaitu Sonnal (pisau tangan), Sonnal-Deung, Batang-Son (telapak tangan), Pyon-Jumeok, Pyonson-Keut dengan variasi Pyonson-Keut Sewo Chireugi, Pyonson-Keut Upeo Chireugi, Jechin-Pyonson-Keut, Gawison Keut, Ageum Son.

c. Palmok (lengan), yaitu An Palmok (lengan bagian dalam), Bakkat Palmok (lengan bagian luar) , Deung Palmok, Mit Palmok.

d. Palgup (siku).

e. Dari (kaki bagian atas) yaitu Mureup / lutut dan Jeonggang Wi / tulang kering, dan

f. Bal (kaki bagian bawah), yaitu Ap chuk (ujung depan telapak kaki), Dwitchuk (telapak kaki bagian belakang), Dwikumchi (tumit), Baldeung (punggung kaki), Balnal Deung, Balbadak (telapak kaki bagian dalam), Balkkeut, Balnal (pedang telapak kaki).



3. Seogi (sikap kuda-kuda), yang terdiri dari 3 sikap kuda-kuda pokok yaitu :

a. Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka), terdiri atas

1. Pyeonhi Seogi (sikap kuda-kuda rileks)

2. Charyeot Seogi (sikap kuda-kuda bersiap)

3. Naranhi Seogi (sikap kuda-kuda sejajar).

4. Juchum Seogi (sikap kuda-kuda duduk).

5. Ap Seogi (sikap kuda-kuda jalan pendek).

6. Ap Kubi Seogi (sikap kuda-kuda jalan panjang).

7. Dwit Kubi Seogi (sikap kuda-kuda kuda-kuda L).

8. Beom Seogi (sikap kuda-kuda harimau).

9. Hakdari Seogi (sikap kuda-kuda satu kaki)

b. Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup), terdiri atas Moa Seogi dan Koa Seogi (sikap kuda-kuda kaki menyilang).

c. Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus), terdiri atas Kibon Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap), Bojumeok Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap dengan menutup kepalan).



4. Makki (tangkisan), berbagai macam tangkisan diantaranya yaitu:

a. Arae Makki (tangkisan ke bawah)

b. Eolgol Makki (tangkisan ke atas)

c. Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)

d. Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)

e. Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)

f. Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan)

g. Kawi Makki (tangkisan menggunting)

h. Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan)

i. Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar)

j. Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah)

k. Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar



5. Kongkyok Kisul (teknik serangan), terdiri atas:

a. Jereugi (pukulan), yaitu :

1. Momtong Jireugi (pukulan lurus ke depan, sasaran tengah / ulu hati).

2. Yeop Jireugi (pukulan lurus ke samping).

3. Dangkyo Teok Jireugi (pukulan ke rahang sambil menarik).

4. Du Jumeok Jecho Jireugi (pukulan ganda mengait ke atas).

b. Chigi (sabetan), yaitu :

1. Han Sonnal Mok Chigi (sabetan tunggal dengan pisau tangan)

2. Jebipoom Mok Chigi (sabetan dari lura ke dalam dibarengi tangkisan pisau tangan ke arah atas)

3. Me Jumeok Naeryo Chigi (sabetan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking)

4. Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (sabetan depan menggunakan bonggol atas kepalan dengan sasaran atas)

5. Palkup Dollyo Chigi (sabetan memutar dengan siku tangan)

6. Palkup Pyojeok Chigi (sabetan siku tangan dengan sabetan sasaran/target terpegang)

7. Mureup Chigi (sabetan yang menggunakan lutut)

8. Deung Jumeok Bakkat Chigi (sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan).

c. Chireugi (tusukan), yaitu :

1. Pyeonson Keut Sewo Chireugi (tutuksan dengan telapak tangan tegak)

2. Kawison Keut Chireugi (tusukan dengan 2 jari ke arah mata)

d. Chagi (tendangan), yaitu :

1. Ap Chagi (tendangan depan)

2. Dollyo Chagi (tendangan serong/memutar kesamping)

3. Yeop Chagi (tendangan samping)

4. Dwi Chagi (tendangan belakang)

5. Naeryo Chagi (tendangan menurun/mencangkul)

6. Twio Yeop Chagi (tendangan Yoep Chagi dengan melompat)

7. Dwi Huryeo Chagi (tendangan balik dengan mengkait)

8. Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat)

9. Twio Ap Chagi

10. Twio Dwi Chagi





Poomse Tae Geuk

Poomse merupakan intisari gerakan dasar Tae Kwon Do. Poomse terdiri atas 2 kata yaitu Poom dan Se yang berarti rangkain bentuk gerakan. Poomse merupakan pelajaran pokok dalam Tae Kwon Do yang dibagi menjadi dua yaitu :



1. Poomse yang belum mencapai tingkatan sabuk hitam yaitu Tae Geuk 1 sampai dengan Tae Guk 8.

2. Poomse untuk tingkatan sabuk hitam yaitu Kor Yo (Dan 1), Keum Gang (Dan 2), Tae Back (Dan 3), Pyon Won (Dan 4), Ship Jin (Dan 4, Dan 5), Ji Tae (Dan 5, Dan 6), Chun Kwon (Dan 6), Han Soo (Dan 7), IL Yeo (Dan 8).



Dalam mempelajari Tae Geuk harus mengikuti dan mengetahui diagram dan arah gerakannya yang berasal dari simbol-simbol filosofi timur yang disebut Pal Gwe (diagram segi delapan / Pat Kwa / Octagon).

Poomse Tae Geuk adalah poomse dasar dalam Tae Kwon Do. Tae berarti keagungan dan Geuk berarti keabadian, dengan demikian dapat disimpulkan tae geuk tidak berbentuk, tanpa permulaan dan akhir, segala sesuatu berawal dari keagungan dan keabadian. Tae Geuk mengikuti hokum alam ang disebut dengan Teori Ying Yang (Im yang) atau di Korea dikenal dengan nama Um Yang.



Arti pada setiap tingakatan Tae Geuk Poomse adalah sebagai berikut:



1. Tae Geuk 1 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Keon dari Pal Gwe. Melambangkan sesuatu yang besar dan maha agung yang menjadi asal dari segala sesuatu. Keon merupakan permulaan segala sesuatu yang ada di bumi dan menjadi sumber penciptaan serta kekuatan yang berasal dari langit. Langit pula yang memberikan cahaya matahari dan hujan yang membuat segala sesuatu tetap tumbuh dan hidup. Tae Geuk 1 bersifat sederhana namun dilakukan dengan penuh kekuatan dan menampakkan keperkasaan sesuai wataknya.



2. Tae Geuk 2 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Tae dari Pal Gwe. Melambangkan keteguhan hati dan kelemahlembutan. Dalam Tae batin seseorang tetap teguh namun gayanya tampak lemah lembut mengatasi keadaan dengan senyuman dan kebajikan. Tae Geuk 2 ini harus dilakukan dengan lemah lembut namun penuh kekuatan.



3. Tae Geuk 3 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Ri dari Pal Gwe. Melambangkan matahari dan api yang memberikan cahaya, kehangatan dan harapan. Tae Geuk 3 harus dilakukan dengan penuh semangat dan daya yang variatif.



4. Tae Geuk 4 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Jin dari Pal Gwe. Melambangkan guntur dan kilat yang menimbulkan panic dan ketakutan namun langit yang biru dan sinar matahari yang cerah akan muncul kembali. Prinsip ini menyarankan pada kita bahwa dalam menghadapi bahaya dan ketakutan seharusnya kita bersikap tenang dan berani, karena kita yakin bahwa setelah bahaya lewat akan ada masa yang cerah. Tae Geuk 4 ada beberapa gerakan yang sulit dan memerlukan ketenangan serta keseimbangan yang baik saat melaksanakannya.



5. Tae Geuk 5 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Seon dari Pal Gwe. Melambangkan angina yang pembawaan aslinya halus dan menghembus sepoi-sepoi namun dapat menjadi dasyat seperti badai. Melambangakn sifat kerendahan dan kebaikan hati yang harus dilakukan terus menerus seperti angina yang selalu berhembus. Tae Geuk ini terlihat gerakan yang berulang-ulang, monoton namun sesekali menyentak dengan kuat.



6. Tae Geuk 6 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gam dari Pal Gwe. Melambangkan air yang merupakan elemen paling fleksibel, bentuknya berubah-ubah namun tidak berubah pada hakekatnya. Yang memberikan pengertian bahwa berbagai kesulitan dan penderitaan yang kita alami dapat diatasi jika kita tetap maju dan berbekal rasa percaya diri yang kuat.



7. Tae Geuk 7 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gan dari Pal Gwe. Melambangkan gunung yang menjadi symbol kestabilan karena dianggap tidak pernah bergerak dan puncaknya mengingatkan kita untuk tahu kapan kita harus bertindak dan kapan saatnya berhenti. Mengajarkan agar kita bertindak tidak gegabah. Tae Geuk 7 ini dilakukan dengan penuh ketenangan, namun tetap terlihat kokoh dan mantap.



8. Tae Geuk 8 : serangkaian aksi yang menerapkan prinsip Gon dari Pal Gwe. Melambangkan bumi yang kokoh, kuat dan bertenaga. Bumi merupakan sumber kehidupan dimana segala mahluk hidup dan tumbuh. Bumi dianggap sebagai ciptaan kekuatan dari langit. Tae Geuk 8 merupakan tae geuk terakhir, yang diharapkan dapat memperbaiki dan memperkokoh dasar kita sebelum mencapai tingkatan Dan.